WE ARE NOWHERE AND ITS 2017 SAYANG!
Kepala kau sudah didor jika mengocok dadu saja gemetar
Bertaruh sekarang, terbakar kemudian
Bertaruh sekarang, melesat dalam blaze of glory selamanya
Ini 2017 sayang, semua kemungkinan bisa terjadi

Di tiap relung hati terkandung jutaan jalan lempeng yang siap dihajar dengan akselerasi maksimum
Namun gemerlap pendar alkohol kecut itu juga butuh tidur nyenyak seperti bayi mentah
Aliran adrenalin di sana juga mau menghantarkan air
Tidak melulu tentang api foya yang merongrong dengan bengis

Live fast, die young?
Love fast, die free!

Kalau ditanya,
Aku juga mau terus bisa melaju 200km/jam di bawah lentiknya bayang pemaksaan dan panasnya lampu jalan tol
Fast n fucking furious!

Tapi 2017 abis basian jackpot dan menemui hari senin di ujung malam
Sementara kita di sini harus kembali memikirkan tubuh mungil dan ringkih ini

 


ADA PARTY DI KEPALAKU! 
Mudah melihat mimpi tepat di hadapan mata
Menusuknya tepat di ulu hati dan mengoyak gelora rianya
Ketika yang ada di kepala hanya suaka bahari hijau yang engkau bayangkan
Dengan lampu silau setengah mati dan megahnya santapan malam
Sampai sampai ada party di kepalaku

Ibu jariku sampai gemetar
Gentar dengan jari lain yang menyatakan
Dagingku masih gemuk
Tulangku masih kokoh
Betul, tulang dan dagingku memang gemuk dan kokoh
Di bawah atap dengan udara sejuk menyambangi kulitku
Tapi, jangan pukulin aku hanya karena aku cemen dong

Barusan aku diberi paham kelam dengan menyelami kuburan impian
Menyalami pragmatisme yang berisik dengan dirinya sendiri
Ohh, hmm, iyaa, ok paham

 


YANG JATUH DARI MEJA
Yang jatuh dari mejamu 
Kan kutelan, kan kulahap
Yang jatuh dari mejamu 
Kan kutelan, kan kulahap

Apa pun itu, harus kutelan
Rupawan atau buruk, bukan giliranku untuk berbicara
Ucapnya naif, sanjungan untuk yang bersembunyi di tubuh yang lepuh

Kini aku bertanya pada semua tanda tanya
Memantik api di dalam diri atau kembali memandikannya
Dan mungkin, semua yang tercatat tak pernah cukup tuk mengikat simpul
Melawan sampai apimu tak sadar bernama hangus

Yang jatuh dari mejamu
Tak kugenggam, tak kurajam
Yang jatuh dari mejamu
Tak kugenggam, tak kurajam

 

 

PARA "MUNGKIN" SEDANG BERBICARA
Di waktu lain
Kitalah yang membakar matahari

Di kisah lain
Kitalah pahlawan kesiangan

Di sudut lain
Kita berdiri di ujung jurang dengan bulir air di tangan

Di detik lain
Kitalah para brengsek tanpa filter bermain kembang api dengan ceroboh

Di ruang lain
Kita berlari di air, joget di ranjau, berdansa di lumpur, jorok jorok dengan nestapa

Mungkin lain kali

 

 

MEKAR DALAM RETAK
Kali terakhir aku mati di tangan sendiri
Kali terakhir aku membakar isi begundal ini
Nikotin ditelan sampai ha ha ha mengubah diri menjadi hu hu hu
Hidup segan, mati mau tapi malu
Dasar cupu!

Berputar simpang siur di bundaran hati
Satu per satu mengosongkan kursi penonton
Bulan dan matahari mengakhiri siarannya
Lucu! Memang mereka menontonmu?

Mau bagaimanapun, semua pertanyaanmu berhak untuk hidup
Di rongga mulut dan hati yang kadang tidak selaras
Mereka hidup
Sekali pun engkau letih

Biarkan semua mekar dalam retak
Nyatakan, rasakan, amankan
Kali terakhir aku menulis tentang diriku yang merajam isiku

 

Lima Puisi oleh matimalu

instagram: @matimalu